Assalamualaikum Taiwan

    Tepat dihari ulang taun istriku 10 Februari 2020, aku meninggalkan istri, anak-anakku tercinta untuk terbang menuju ke negeri Taiwan. Rasa sedih dan haru yang tidak bisa ku tunjukkan, ku harus meninggalkan mereka yang menjadi separuh jiwaku yang berada di negeri tercinta.


Ya aku lanjutkan sekolah S3 yang memang keharusan sebagai seorang peneliti untuk meneruskan jenjang pendidikannya hingga ke S3. Harapan almarhum ayahku juga yang ingin anaknya bisa sampai kuliah S3. Insya Allah doa ayahku terkabul. Berangkat dari bandara Soetta pukul 8 malam yang sudah dari siang sudah tiba di bandara sebagai antisipasi resiko terlambat. Karena ini pertama kalinya naik pesawat sendirian keluar negeri pula. Dulu-dulu tinggal mengikuti rombongan atau ikut temean yang cukup terima beres segala urusan perjalanan. Disaat boarding pass aku membawa sebuah tas ransel dan koper yang kemungkinan berukuran 24". Aku belum tahu dan paham jikalau di tiketku belum termasuk bagasi, dan Aku pun harus membayarnya. Ternyata biayanya pun lumayan, sekitar satu setengah  juta rupiah lebih. Kartu atmku sudah kuberikan ke istri untuk kebutuhan hidup istri dan anak-anakku. Uang cash rupiah tinggal beberapa ratus ribu rupiah, dengan berat hati ku harus merogoh amplop uang dollar taiwan (NTD) untuk biaya kebutuan hidup awal di Taiwan. Saat saya mau bayar pakai NTD ditolak oleh pihak boarding pass, dan mereka menyarankan untuk menukarkan uang rupiahku di money changer terdekat.
    Singkat cerita setelah ditukarkan dan membayar bagasi, Aku pun masuk dan malamnya pukul 20:00 WIB berangkat ke Taiwan yang mana saya harus transit terlebih dahulu di bandara Singapura tiba pukul 10 malam waktu Singapura. Akupun harus menunggu cukup lama penerbangan lanjutannya di esok subuh pukul 05:40 dan tiba di Taiwan pukul 10:00 pagi.

Di bandara Taipei setelah saya cek in di imigrasi saya sudah disambut oleh perwakilan kampus oleh anggota Persatuan Pelajar Indonesia National Cental University (PPINCU). Saya langsung diberi kartu perdana Simpati khusus di Taiwan dengan dual number dan kartu untuk pembayaran elektronik (easy card). Kartu itu langsung dipakai untuk pembayaran transportasi dari bandaran ke kampus. Dari bandara kami naik MRT kemudian lanjut naik bus sampai kampus. Tepat di tanggal 11 Februari Saya menginjakkan kaki pertama kali di negeri Formosa, Taiwan.

Tiba di kampus saya langsung diarahkan ke tempat peristirahatan dan menjadi tempat tinggal saya yaitu asrama atau disana disebut dormitry. Dormitory B14 khusus untuk mahasiswa Magister dan Doktoral pria, yang perkamarnya dihuni dua orang. Segitu dulu cerita Saya yang nantinya akan Saya ceritakan kegiatan dan pengalaman saya di Taiwan. Wassalam..

Comments